Keutamaan Puasa Syawal Setelah Ramadhan, Niat dan Cara Melaksanakannya


Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, selanjutnya tanggal 1 Syawal umat Islam akan merayakan Idul Fitri. Puasa Syawal merupakan salah satu amalan yang bisa dilakukan setelah bulan Ramadhan. 

Puasa di bulan Syawal disunahkan dilakukan selama 6 hari. Umat Islam boleh melaksanakan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal, namun pelaksanaannya baru boleh dilakukan setelah hari Raya Idul Fitri berlangsung.

Niat Puasa Syawal

Para ulama sepakat bahwa niat merupakan bagian dari rukun puasa. Sebuah ibadah tidak dianggap sah dan berpahala jika tidak disertai niat. Niat merupakan salah satu rukun yang harus dilakukan. Berdasarkan dari hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, segala sesuatu itu bergantung pada niat. 

Berbeda dengan puasa Ramadhan, niat puasa sunnah tidak harus dilakukan pada malam hari (ba'da maghrib sampai terbit fajar). Melansir dari NU Online, dangan judul artikel Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diucapkan? 

Niat puasa Ramadhan harus dilakukan pada malam hari mulai ba’da maghrib sampai terbit fajar. Apabila dilakukan di luar waktu tersebut maka niatnya tidak sah dan otomatis puasanya juga tidak sah.

Namun keharusan niat puasa malam hari sampai sebelum terbit fajar ini hanya berlaku bagi puasa Ramadhan dan tidak berlaku bagi puasa sunnah. Karenanya tidak mengapa dan sah-sah saja niat untuk berpuasa sunnah itu baru diniatkan walaupun di waktu dhuha, dengan catatan dari terbitnya fajar hingga waktu dhuha itu belum seteguk pun air yang diminum dan belum ada kecuil pun makanan yang dimakan.

Dalam beberapa rujukan dijelaskan bagaimana niat puasa Ramadhan yang sah menurut Islam. Di literatur tersebut menjelaskan dengan gamblang bahwa niat puasa Ramadhan harus dalam hati, sedangkan melafadhkannya adalah sunah. Untuk lebih lengkap dalil tentang ini silahkan kunjungi islam.nu.or.id

Bagi yang mau melafadzkan niatnya, berikut ini adalah niat yang bisa diucapkan bagi yang mau berpuasa 1 Syawal yang dianjurkan oleh beberapa ulama,

Ù†َÙˆَÙŠْتُ صَÙˆْÙ…َ غَدٍ عَÙ†ْ Ø£َدَاءِ سُÙ†َّØ©ِ الشَّÙˆَّالِ Ù„ِلهِ تَعَالَÙ‰

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:
"Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."


Adapun seseorang yang ingin mengamalkan sunnah puasa Syawal secara mendadak di pagi hari, maka diperbolehkan baginya berniat saat itu juga. Hal ini karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib saja. Sedangkan, untuk puasa sunnah niat boleh dilafalkan di siang hari. Namun, dengan syarat seseorang belum makan, minum serta hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Beberapa ulama juga menganjurkan melafalkan niat puasa Syawal di siang hari.

Ù†َÙˆَÙŠْتُ صَÙˆْÙ…َ Ù‡َØ°َا اليَÙˆْÙ…ِ عَÙ†ْ Ø£َدَاءِ سُÙ†َّØ©ِ الشَّÙˆَّالِ Ù„ِلهِ تَعَالَÙ‰

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:
Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."



Cara Melaksanakan Puasa Syawal

Seperti dikatakan sebelumnya, waktu puasa Syawal dilakukan selama 6 hari di bulan Syawal. Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadits:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Waktu pelaksanaan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Idealnya puasa sunah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idhul Fithri, yakni pada 2-7 Syawal. Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.


Keutamaan puasa syawal selanjutnya adalah menyempurnakan ibadah. Seperti ibadah salat sunnah, di mana tindakan tersebut bisa menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib. Khususnya kekurangan yang ada selama bulan Ramadhan.

Ibnu Rajab menjelaskan keutamaan puasa Syawal sebagai berikut:

"Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan." (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.)

Berikutnya, tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan menjadi keutamaan puasa Syawal. Dikatakan apabila Allah SWT menerima amalan seseorang, maka Dia akan menunjuki pada amalan selanjutnya.

Jika Allah SWT menerima amalan puasa Ramadhan, maka Dia akan menunjuki amalan lainnya. Di antaranya adalah puasa Syawal enam hari.

Menjalani puasa Syawal enam hari dapat membuat kalian diberi ganjaran berupa pahala sepuluh kali lipat. Hal ini telah dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub yang berbunyi,

"Barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas 'Iedul Fitri berarti ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Dan setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat."

Keutamaan puasa Syawal berikutnya yakni mendapatkan pertolongan dari Rasulullah SAW. Orang yang menjalankan sunnah puasa Syawal, dikatakan akan mendapatkan pertolongan atau syafaat dari Rasulullah SAW. Sebab, orang yang berpuasa Syawal sudah menghidupkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam hadits riwayat At Tirmidzi menyebutkan,

"siapa yang menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga."

Terakhir, keutamaan puasa syawal adalah sebagai tanda peningkatan iman. Orang yang berpuasa Syawal bisa dikatakan bila imannya sebagai seorang muslim atau muslimah telah meningkat. Karena itu lah, bulan ini dikenal sebagai bulan Syawal yang memiliki arti bulan peningkatan.